Seiring itu, pemanfaatan energi terbarukan turut melibatkan masyarakat dalam peran aktifnya sebagai penjaga keberlanjutan alam. Kita tidak sekadar menjadi konsumen, tetapi menjadi bagian dari solusi yang merajut hubungan lebih erat dengan lingkungan.
Perubahan paradigma ini tidak hanya mencerminkan inovasi teknologi, tetapi juga menggambarkan pergeseran budaya menuju tanggung jawab kolektif terhadap bumi yang kita tempati.
Selain perjuangan, dokumenter ini juga membahas bahwa bertani bukan hanya sekadar bisnis melainkan budaya. Faktanya masih banyak petani yang masih mempertahankan bisnis bertani keluarga multigenerasi mereka layaknya Marty Travis.
Dalam pemaparannya Pastor Alsis Goa dengan judul “Dari Economicus Menuju Humanus – Ecologicus Teologis Tanah”, menekankan bahwa pertanian harus dimulai dari hulu yakni lahan, keterbatasan lahan menjadi persoalan kita selama ini. Bahkan menurut beliau, konsorsium pembaharuan Agraria menyebutkan banyaknya konflik tanah disekitar kita, karena adanya ketimpangan penguasaan Tanah dimana sekarang banyak diperuntukan untuk aspek bisnis dan juga industri ekstraktif termasuk pertambangan, Meals estate, alih fungsi lahan menjadi pemukiman dan lain lain.
Energi terbarukan adalah jalan menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan, menjanjikan manfaat besar untuk kita dan generasi mendatang.
Alam sudah menyediakan semuanya untuk kita, tinggal bagaimana memanfaatkan dengan seimbang. Amang Hutasoit menyampaikan sejak memulai pertanian padi organik beberapa tahun lalu, beliau tidak pernah lagi dipusingkan dengan sulit dan mahalnya mendapatkan pupuk dan pestisida kimia. Apalagi panen kali ini adalah panen pertama sejak mengadopsi sistem Mina Padi, tuturnya.
"Product ini memberi kita cara untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan menghasilkan air dari udara—kapan saja, di mana saja."
Memilih benih unggul dan adaptif terhadap kondisi lokal sangat penting untuk meningkatkan hasil panen. Benih yang berkualitas akan tumbuh lebih baik dan tahan terhadap serangan hama serta kondisi lingkungan yang berubah-ubah.
Pertanian organik juga menjadi sorotan dalam gerakan ini sebagai cara untuk melakukan konservasi lingkungan. Andy Utama berbagi pengalaman bahwa dia mulai menanam kopi sesuai dengan anjuran Perhutani, tetapi menyadari risiko kerusakan lingkungan dari praktik tersebut.
Saat memilih Indonesia, Ong mungkin telah berpikir jauh ke depan. Namun, jika menarik benang merah esai Ong, juga isi buku ini, pilihan Ong bisa dipahami. Kecintaan Ong terhadap Indonesia, dengan segala kritik di dalamnya, tercermin dalam tuturan Achdian. Ong mungkin tidak asal tunjuk ketika harus memilih Indonesia. Namun, jika jeli memahami hal itu, pilihan Ong di atas merupakan cermin kepedulian sangat sedikit/segelintir orang atas nasib bangsanya di tengah situasi ketidakpastian dan kehendak merdeka begitu kuat melekat di dalamnya. Ong seperti melawan arus dengan penuh kesadaran atas apa yang dipikirkan dan dilihatnya waktu itu.
Bagian terakhir tulisan Achdian, yaitu “1965”, seharusnya tidak diletakkan sebagai bab “penutup”. Bagian ini justru merupakan awal dari “perkenalan” kita untuk membaca pemikiran Ong dan berdialog dengannya untuk memahami ke-Indonesia-an dalam dirinya. Kuncinya terletak pada paragraf terakhir buku ini, yakni cerita tentang Ong muda saat duduk di bangku sekolah menengah Belanda (HBS), Surabaya, dan dihadapkan pada sebuah dilema: memilih Belanda ataukah Indonesia.
Pandangan berbeda yang ditawarkan Ong dalam melihat sejarah memang menjadi salah satu babakan dari pergulatan intelektualnya. Seolah tak peduli kritik terhadap pandangan sejarahnya itu, namun di sisi lain dia justru membuka wawasan sekaligus wacana tentang cara melihat dan menulis sejarah.
Dampak pandemi covid-19 juga dirasakan oleh petani di desa. Anjloknya harga, pembatasan alur distribusi produk, adaptasi sistem pasar yang tidak berpihak kepada petani desa bermuara pada turunnya angka pendapatan petani sehingga kondisi petani di desa semakin memprihatinkan.
Perwakilan warga dari Desa Pandiangan Hotmin Hutasoit Baca selengkapnya menyampaikan satu pertanyaan yang menohok, membuat suasana forum terasa panas : “Di dalam addendum Andal menyebutkan bahwa jarak bendungan limbah hanya berjarak a thousand meter dari permukiman penduduk.
Comments on “Dari Arista Montana ke Meja Makan Anda: Kisah Andy Utama Things To Know Before You Buy”